IJALISME

Walau Patah Sayap Rajawali Bertongkat Juga Aku ke Sini

Teknologi Tepat Guna Masyarakat Riau

Provinsi ini merupakan provinsi yang perlu diberi sentuhan perkembangan teknologi. Meskipun provinsi ini Indeks pembangunan  manusianya tinggi namun peranan teknologi belum terasa, jikapun  ada perannya sangat sedikit sekali semakin ke hulu semakin memprihatinkan. Hal ini disebabkan oleh letak provinsi yang sangat strategis. Namun dalam jangka panjang panjang perlu sentuhan teknologi untuk menopang perkembangan perekonomian masyarakat Provinsi Riau. Sebab untuk mendukung peradaban suatu bangsa ada tiga faktor penting mendukung  yaitu sumber daya otot, ekonomi dan otak (sumber daya Ilmu pengetahuan dan teknologi).

Sejarah masa silam Bangsa Melayu yang pernah mendiami wilayah ini memiliki teknologi yang advance pada masa itu ketika bangsa Eropa dan Jepang dalam masa kegelapan. Teknologi yang dikenal adalah teknologi pelayaran  pada abad ke-7 hingga takluknya Malaka pada tahun 1511 yang kemudian dikenal Lancang Kuning berlayar malam. Kenapa berlayar malam? Karena angin bertiup dari darat ke laut terjadi pada malam hari dan angin dipakai sebagai penggerak Lancang Kuning. Ketika raja-raja Melayu mampu baca tulis dan berlayar, pada abad itu raja-raja Eropa masih dalam kegelapan bahkan harus bersusah payah untuk sekedar mengeja atau menulis nama mereka. Namun kedaan berbalik ketika mereka mulai mengenal teknologi ketika abad reneisans di mulai dari kota Firenze dan bahkan saat ini kita menjadi konsumen setia produk teknologinya. Kita? Hanya setia menyediakan pasar dan menjual murah sumber daya alam miskin teknologi.

Pada abad 21 teknologi mengambil peran penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Negara yang mengambil teknologi untuk pertumbuhan perekonomiannya kesejahteraan masyarakatnya lebih baik jika dibandingkan denga hanya mengandalkan sumber daya alam. Negara yang mengandalkan sumber daya alam cenderung rawan konflik, pengrusakan alam, dan menghasilkan ketimpangan ekonomi dalam masyarakat. Itulah sebabnya dalam riset pemasaran menjelaskan bahwa salah satu karakteristik unik konsumen negeri ini adalah kurang peduli lingkungan hidup.

Memajukan negara tanpa menyertakan otak hanya menjadi lahan pasar empuk bagi produk-produk negara maju. Otak merupakan sumber dari segala sumber produktivitas manusia, dengan pemikiran dari otak seorang Thomas Alva edison mampu menghasilkan paten sebanyak 10.000 dengan dukungan perusahaan General Elektricnya. Sementara mereka sibuk dengan riset dan pengembangan produk, yang mengandalkan otot dan sumber daya alam sibuk berkonflik antara pengusaha dan buruh. Contoh terkini yang kita saksikan adalah kita sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia namun harganya di kontrol oleh Kuala Lumpur dan Rotterdam. Kita punya minyak bumi namun harga disesuaikan dengan harga Nymex di New York. Petani mengalami kesulitan pupuk sementara negara ini merupakan salah penghasil gas alam besar dunia yang merupakan bahan dasar pupuk.

Sebagai provinsi yang merupakan pewaris lancang kuning sudah selayaknya kita kembali mengandalkan teknologi untuk kemajuan ke depan. Sebab dengan teknologilah kesejahteraan dapat dicapai, melalui teknologilah sumber daya alam yang ada dapat dinaikkan nilai tambahnya. Tanpa nilai tambah produk sumber daya alam melimpah hanya menjadi pemanis ini menutup kemiskinan padahal pemiliknya adalah orang asing. Memulai teknologi tidak harus mengekori bangsa eropa dan amerika yang telah jauh meninggalkan kita dengan pendanaan riset yang luar biasa. Memulai teknologi harus menyesuaikan dengan kondisi wilayah kita sebagai mana yang diajarkan oleh nenek moyang kita dengan teknologi lancang kuningnya. Teknologi yang harus dipakai haruslah tepat guna dan tepat sasaran mengingat pengetahuan masyarakat masih rendah. Salah satu point penting dalam pengembangan teknologi adalah menyesuaikan kondisi kekinian masyarakat kita, misalnya di bidang pertanian perlu sentuhan teknologi agar bisa menaikkan taraf kehidupan masyarakat.

Sistem Pertanian Terintegrasi

Pertanian terintegrasi merupakan salah satu solusi bagi perkembangan provinsi riau ini hal ini disebabkan karena provinsi ini lahan pertanian terutama perkebunan terhampar luas membentang. Perkebunan penting yang populer menopang perekonomian masyarakat adalah kelapa sawit dan tanaman kelapa. Produk yang dapat dihasilkan kedua tanaman ini adalah buahnya yang kemudian diolah lebih lanjut menjadi bahan kebutuhan manusia seperti minyak goreng, sabun, kosmetik dan lain-lain.

Hingga saat ini fikiran orang yang tertuju pada sektor ini hanya hasil apa yang diperoleh dari apa yang ditanam. Berbagai promosi potensi hanya menjelaskan cluster industry yang diperoleh untuk pengolahan hasil perkebunan ini. Belum menjelaskan  sektor apa saja yang bisa digerakkan dari perkebunan kedua tanaman ini. Padahal jika diperhitungkan secara teknis cluster industry pada sektor perkebunan ini belum bisa menguarangi kemiskinan secara signifikan karena membutuhkan tenaga terdidik dan terlatih serta berpengalaman. Sementara secara mayoritas masyarakat provinsi ini masih yang berusia produktif hanya lulusan SLTA yang minim pengalaman dan kurang terlatih.

Untuk menjawab masalah ini adalah dengan memandang fungsi dan keberadaan tanaman itu sendiri. Pada perkebunan tentu membutuhkan pupuk, lahan yang semak. Untuk kebutuhan sehari-hari mereka membutuhkan bahan bakar untuk memasak. Kebutuhan akan pupuk pada perkebunan cenderung meningkat karena akan meningkatkan produktivitas tanaman. Namun yang disayangkan adalah pemanfaatan pupuk an organik secara berlebihan menyebabkan tanah menjadi kurang bersahabat sehingga produktivitas tanaman menjadi rendah. Masalah lain yang timbul adalah tingginya harga pupuk an organik menyebabkan biaya operasional petani menjadi tinggi akibat penambahan biaya pembersihan lahan. Sementara itu harga buah berfluktuasi akibat pengaturan dari kartel penguasa sawit dunia.

Sistem pertanian terintegrasi merupakan salah satu menjawab tantangan yang akan muncul. Dengan sistem pertanian terintegrasi ini berbagai masalah yang akan timbul bisa dihadapi, misalnya pembersihan lahan, kekurangan pupuk, ketersediaan bahan bakar dan ketersediaan daging.  Penerapan teknologi untuk sistem ini agak mudah karena hanya beternak hewan pemakan rumput misalnya sapi. Dengan beternak sapi pembersihan lahan dapat dilakukan, ketersediaan pupuk dapat dipenuhi, bahan bakar dapat tersedia dan menambah pendapatan petani yakni produksi daging dari sapi.

Dalam penerapan teknologi untuk sistem ini adalah pemanfaatan kotoran sapi menjadi bahan bakar dan pupuk organik. Sebelum dijadikan pupuk kotoran sapi harus diproses dulu untuk menghasilkan biogas. Biogas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai bahan bakar rumah tangga atau jika mencapai keekonomian dapat dijual seperti gas elpiji dalam tabung. Setelah memproduksi biogas kotoran bisa dapat dijadikan pupuk padat maupun cair serta dijadikan sebagai aktivator untuk pembuatan pupuk kompos berbahan baku sampah perkebunan sawit. Dengan demikian biaya operasional untuk pemupukan bisa dikurangi.

Teknologi ini relatif mudah diterapkan karena teknologinya telah dipakai di negara-negara maju yang berbasis pertanian seperti Australia, Selandia Baru, China dan India yang membedakan hanya perkebunannya. Dengan asumsi 1 ekor sapi untuk 1 hektar perkebunan dan lahan perkebunan yang luasnya mencapai ratusan ribu hektar bisa diperkirakan  berapa ekor sapi yang bisa dihasilkan dari sistem ini. Dalam penerapan sistem pertanian seperti ini banyak manfaat yang didapat oleh petani, karena mereka diajarkan teknologi terapan yang selama ini hanya dimiliki oleh petani negara maju. Namun yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan sistem ini intervensi politik dari politikus harus dikurangi jika perlu dihilangkan, sebagaimana tertulis dalam lagu ”Lancang Kuning”

Lancang kuning berlayar malam

Haluan menuju ke laut dalam

Kalau nakhoda kuranglah faham

Alamatlah kapal akan tenggelam.

Juni 4, 2009 - Posted by | 1

3 Komentar »

  1. Salam kenal… Putra Riau ya?
    Saya ketua komunitas blogger BERTUAH Pekanbaru. Silahkan bergabung bersama blogger-blogger dari Pekanbaru dan sekitarnya.

    Komentar oleh bang FIKO | Juni 13, 2009 | Balas

  2. makasih ya ilmunya…

    moga-moga ilmu ini dapat saya kembangkan

    Komentar oleh Reza | Juli 10, 2010 | Balas

  3. kak masih inget gak..saya harjo peserta gelarTeknologi tepat guna sumur terapung

    Komentar oleh apkuan | Januari 2, 2011 | Balas


Tinggalkan komentar